Antara Egois Atau Hati


Terkadang hidup tak selalu lurus bersama dengan kegembiraan, kadang tak juga selalu dalam kegundahan. Kadang naik kadang pula turun, kadang kekiri kadang kekanan. Namun itulah yang membuat hidup seakan berwarna. Saat ini yang saya rasakan malas ? Ya, malas ! Perasaan yang tak pernah saya harapkan. Akhir-akhir ini saya membentang bagai dinding tak berpintu berdiri kokoh dihadapanku. Rutinitas ? Tak jelas sudah.

Saya pun mencoba berdamai dengan hati, dan menayakan kenapa saya? saya tak tahu apa yang kurasakan. Dadaku terasa sesak, nafasku memburu, namun jantungku enggan berdenyut. Bagaikan bom atom yang mau meledak, tapi tertahan oleh waktu. Bebas berhamburan bersama hembusan angin dingin di pagi yang cerah ini. Cukup semua itu, aku tak mau mengemis senyuman. Cukup!!

Fikiran dan hati ini benar-benar carut marut. Saya mulai duduk didepan meja berhadapkan laptop. Saya melayang kedunia maya untuk menceritakan kegundahan hati, disini saya terbang kemanapun yang saya inginkan, dan disini pula tempat saya menoreh banyak cerita, menyampaikan pesan hati lewat tulisan. Aku mulai menulis sebuah gelisah yang selama ini membuat saya gundah. Jariku mengetik tanpa arah dan tanpa makna. Namun, bagiku ketikan cerita itu begitu menyimpan makna. 

Sebegitukah keadaan fikiran dan hatiku saat ini? Sehingga membuatku malas? Sial!!.... saya tak menemukan ide untuk mengetikan cerita dengan kata-kata indah yang biasa saya tulis. Saya berdiamdiri sejenak untuk minum secangkir kopi pagi ini.

Dalam diam terbesit fikiran tentang Dia, ya dia yang selama ini ada di waktu senang maupun susah, dia yang baik, dia yang begitu perhatian, tapi semua itu menghilang tanpa ada angin topan yang menghembusnya. Entah apa yang membuat dia berubah, saya cuma berharap bisa melihat senyumnya. Apa liat senyumnya?! Iya melihat senyumnya, Liat senyumnya sama orang lain? hmm.. mungkin Iya. Untuk apa semua ini kau berbohong dengan hati!!
Pernah kamu merasakan disaat kamu harus berpura-pura simpati terhadap orang lain, padahal kamu sendiri juga merasakan getir yang sama?

Biar kuceritakan sendiri apa saja yang membuatku gelisa selama ini. Sedikit saja, jadi tak perlu takut akan jenuh membacanya. Saya terlalu egois untuk menutupi isi hati ke dia, sejak benih-benih sayang ini mulai tumbuh di hati. Dan saya tau penyesalan itu datang di akhir dan kesempatan tidak datang kedua kali, ketika dia menemukan sosok orang lain yang bisa buat dia tersenyum hanya penyesalan yang saya rasakan.

Sampai saat ini pun saya membohongi diriku sendiri, membiarkannya menerima kenyataan bahwa melihat dia bahagiapun sudah cukup. Bahwa melihat dia bersama orang lain pun, saya akan tetap baik-baik saja. Bahwa saya pasti kuat mengurus jatuh cinta sendirian. ini juga bahagia yang saya paksakan, untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama nantinya.

1 comment:

  1. ketuklah maka pintu akan dibukakan, carilah maka kamu akan mendapatkan, mintalah maka kamu akan diberi...

    kamu lebih penakut dari anak kecil, mereka berani meminta atau bertanya walaupun hasilnya akan dimarahi.. tetapi lain halnya dengan kamu.. hanya bisa menggumam.. kamu punya mulut punya hati punya mata punya telinga.. bukankah itu modal yang sangat cukup untuk menyelesaikan masalah mu..

    ReplyDelete