Masjid Menara Layur - Semarang


 
Sebagai kota bersejarah di Jawa Tengah, Kota Semarang tak hanya memiliki destinasi wisata Lawang Sewu atau Kota Lama. Daerah yang pernah menjadi pusat pemerintahan era kolonial Belanda itu juga memiliki bangunan kuno, yang menjadi simbol agamis umat muslim pada sekitar satu abad silam. Nah sahabat ada yang tau masjid apa yang saya mau bahas? Yuk langsung saja simak salah satu masjid tertua yang ada di Kota Semarang.


Masjid Layur, orang Semarang lebih mengenal dengan nama Masjid Menara Kampung Melayu. Bangunan megah yang terletak di jalan Layur, Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara itu konon menjadi saksi bisu jejak perdagangan tertua di Semarang.

Masjid ini memang berada dalam wilayah Kampung Melayu Semarang. Dinamakan Kampung Melayu karena sudah merupakan tempat hunian pada tahun 1743 yang sebagian besar orang yang mendiami kawasan tersebut adalah orang suku Melayu. Pada masa tersebut di kampung ini terdapat tempat untuk mendarat kapal dan perahu yang membawa barang dagangan. Lokasinya yang sangat strategis mengundang orang, khususnya orang-orang dari Arab untuk menempati kampung tersebut. Pada masa itulah kiranya masjid yang telah ada dikembangkan lagi

Sejarah dari Masjid Layur ini cukuplah panjang. Bangunan masjid yang cukup kecil ini, terlihat cukup aneh memang dengan adanya menara yang begitu tinggi. Namun ternyata, menara di masjid ini jaman dulu fungsinya adalah menara mercusuar, pada waktu itu, dikala pelabuhan Semarang masih berada di “Kleine Boom”, di sekitaran sleko-jembatan berok

Pasca diresmikannya kali baru, pelabuhan pun berpindah, dan mercusuar juga turut berpindah, digantikan dengan ukuran yang lebih besar dan lebih tinggi oleh Mercusuar Willem III yang dibangun tahun 1802. Kemudian, bangunan mercusuar beserta kantor pelabuhan dialihfungsikan sebagai menara dan Masjid oleh warga sekitar. Itulah mengapa bentuk bangunan utama masjid ini tidak seperti bentuk masjid pada umumnya. Masjid ini jaman dahulu terdiri dari dua lantai, namun karena penurunan muka tanah, lantai satu yang kian turun akhirnya diurug dan tinggal satu lantai saja

Bangunan masjid sendiri tidak bergaya Arab, tetapi lebih banyak unsur lokal. Lantai bangunan setangkup tersebut dinaikkan dan hanya dapat dicapai dengan tangga yang terdapat pada sisi muka. Walaupun sudah dimakan usia, namun masjid ini masih kokoh dan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah

Sampai sekarang masjid ini masih terus dirawat oleh yayasan masjid setempat, sebagai upaya pelestarian sejarah dan sebagai masjid tua kebanggaan Kota Semarang. Secara menyeluruh Masjid Layur masih asli seperti pertama kali dibuat, hanya ada sedikit perbaikan seperti penggantian genteng dari sebelumnya berupa ijuk, dan penambahan ruang untuk pengelola pada sisi kanan kompleks masjid.

No comments:

Post a Comment