Misteri dan Mitos Gunung Lawu

 
Gunung Lawu merupakan gunung yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Gunung ini kerap dijadikan tujuan pendakian di pulau Jawa. Saat berada di Puncak Gunung Lawu, seseorang dapat melihat panorama yang sangat memanjakan mata. Namun di balik keindahan panorama di sekitar Gunung Lawu, rupanya tempat ini menyimpan berbagai misteri. Nah, kali ini saya akan membahas misteri dan mitos terkait Gunung Lawu. Langsung saja kita simak pembahasannya.


  • Jangan Pernah Berbicara Aneh-Aneh
Konon katanya Gunung Lawu ini seperti memiliki ruh atau jiwa, jadi ia seakan-akan hidup. Lantaran hidup, maka ia pun bisa mendengar semua suara yang ada di atas punggungnya, termasuk para pendaki. Makanya ada mitos yang mengatakan kalau kita jangan sampai bicara yang aneh-aneh di sini. Karena mungkin akan terjadi hal yang tidak-tidak.

Misalnya saat mendaki kemudian terlontar kata capek, nggak kuat, dan sebagainya. Atau mungkin saat berkemah mengelu dingin dan semacamnya. Percaya nggak percaya ketika hal tersebut kita ucapkan maka akan benar-benar terjadi. Tadinya nggak kenapa-kenapa eh tiba-tiba rasanya sangat capek, atau sebelumnya cuaca biasa saja dengan cepat berubah sangat dingin. Jaga bicara adalah hal yang paling penting untuk dilakukan di sini.

  • Dilarang Memakai Baju Berwarna Hijau
Sebenarnya tidak ada masalah sih mau pakai baju warna apa pun ketika mendaki, yang penting adalah kenyamanan. Tapi, jika kamu ingin mendaki Lawu maka setelan harus benar-benar diperhatikan. Usahakan untuk nggak memakai baju yang warnanya adalah hijau daun. Alasannya sendiri menurut penduduk sekitar adalah lantaran warna ini cukup keramat di Gunung Lawu. Takutnya, ketika seseorang memakai ini ia mungkin nggak akan bisa kembali pulang. Memang terdengar sangat absurd sih, tapi lebih baik jangan dilanggar

  • Bertemu Jalak Gading Adalah Berkah
Jalak Gading adalah salah satu hewan khas yang ada di Gunung Lawu. Dan si burung satu ini juga sering dikaitkan dengan mitos soal Lawu. Katanya nih, barang siapa bertemu dengan burung Jalak Gading saat mendaki maka itu adalah pertanda yang baik. Sebaliknya, jika tidak bertemu dengan burung tersebut mungkin keadaannya bakal sangat tidak terduga. Bisa jadi baik-baik saja, tapi sering pula tidak demikian. Katanya, burung satu ini hanya akan muncul jika hati para pendakinya tulus. Maksudnya datang ke gunung dengan niat baik dan tidak merusak, misalkan memetik Edelweis yang ada di puncaknya.

  • Mendakilah Dengan Jumlah Genap
Sebelum memastikan untuk mendaki ke Gunung Lawu, alangkah baiknya jika diperhatikan dulu soal jumlah personil yang bakal berangkat. Usahakan jumlahnya selalu genap berapa pun itu. Pasalnya nih, kalau yang mendaki jumlahnya ganjil maka akan terjadi kesialan. Memang terdengar seperti hal yang mustahil ya, tapi pada kenyataannya hal tersebut sering terjadi. Ketika satu rombongan berangkat dengan jumlah ganjil, mereka pasti mengalami hambatan. Entah satu orang tersesat, terkilir, dan lain sebagainya.

  • Mitos Kupu-Kupu Hitam Bersayap Biru
Selain Jalak Gading, ada satu lagi hewan yang kental dengan mitos Lawu. Hewan ini adalah kupu-kupu hitam dengan sayapnya yang bergambar biru. Mitosnya nih, barang siapa ketika mendaki Lawu kemudian menemukan salah satu di antara kupu-kupu itu, maka berarti ia sangat disambut.

Jika tidak bertemu tidak masalah juga, karena menurut orang-orang sekitar kupu-kupu ini adalah tanda kebaikan bukan sebaliknya. Lalu, ketika bertemu dengan si kupu-kupu usahakan tidak berbuat apa pun. Misalnya menangkap atau bahkan melemparinya. Jika hal tersebut dilakukan, maka bersiaplah untuk sesuatu yang sangat buruk.

  • Bulak Peperangan
Jalur Pendakian ini menawarkan pemandangan yang indah dan relatif masih asri ketimbang Jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Namun, kontur jalur dan medan yang curam, serta suasana yang terkesan angker membuat banyak pendaki yang memilih jalur yang lebih favorit seperti Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Di jalur ini, sebelum sampai di puncak, pendaki harus melewati padang savana Bulak Peperangan yang konon, sering terdengar suara peperangan saat berkemah di tempat ini pada malam hari.

  • Macan Gaib Lawu
Sosok berwujud harimau loreng ini dipercaya sebagai sosok gaib penunggu gunung ini. Konon, kehadiran Macan Lawu ini dianggap sebagai sebuah pertanda buruk tapi terkadang dianggap juga sebagai pertanda baik bagi orang-orang yang mencari “ilmu” di gunung ini. Nah setiap malam satu suro, banyak orang yang berbondong-bondong menuju Gunung Lawu untuk melakukan ritual.

Hal yang diminta pun bermacam-macam, mulai dari minta kesaktian, kekayaan, sampai dengan jodoh. Pertanda apabila permintaan tersebut dikabulkan ditandai dengan munculnya sosok manusia berbulu loreng yang mirip dengan macan. Kehadiran Macan Lawu biasanya akan diiringi dengan peristiwa yang menggegerkan loh seperti penemuan mayat yang mungkin sudah hilang beberapa waktu di Gunung Lawu.

  • Pasar Setan
Kabarnya, di Gunung Lawu terdapat pasar gaib atau pasar setan. Pasar gaib ini terletak di lereng Gunung Lawu. Masyarakat sekitar percaya hanya orang tertentu saja yang dapat merasakan adanya aktivitas pasar gaib di Gunung Tersebut. Konon, jika ada kita mendengar seseorang yang menawarkan barang dagangan, ia diminta melempar uang kecil di tempat itu kemudian mengambil batu, seolah-olah sedang berbelanja.

Soal mitos sih memang antara percaya dan tidak percaya. Tapi, bagi kita yang benar-benar pengen ke sini memang ada baiknya mengindahkan soal mitos tersebut. Bukan karena percaya, mungkin lebih untuk berjaga-jaga saja. Hal itu juga sebagai wujud kita menaati peraturan-peraturan yang sudah jadi pakem di sana. Intinya, kita bisa mendaki dengan hati senang tanpa terganggu dengan hal-hal tertentu.

No comments:

Post a Comment